Rabu, 13 Juli 2016

THE SUNDA LAND PARK: PERLU ADANYA MINIATUR DESTINASI WISATA BUDAYA SUNDA

Tatar sunda sering disebut dengan nama Parahiyangan, tempat para rahiyang, yang datang dari nirwana / surga. Tanahnya  juga seolah tanah surga, yang mempunyai keindahan yang luar biasa, disamping kesuburan tanah dan kekayaan alamnya. Bagaikan surga sehingga kemudian menjadi destinasi / tujuan para pencari nafkah dari berbagai daerah. Meskipun hingga kini tanah bagai surga yang begitu indah ini belum dioptimalkan untuk tujuan /destinasi wisata yang utama.
Tidak seperti halnya pulau Bali yang bisa memangoftimalkan alamnya untuk tujuan wisata, sehingga pulau Bali bisa dianggap sebagai destinasi wisata nomor 1 di Indonesia.  Meskipun mungkin potensi secara keseluruhan di tatar sunda sebenarnya lebih menjanjikan.
Wisata alam masih menjadi nomor satu untuk destinasi wisata di tanah sunda. Setidaknya ada 5 daerah yang menjadi tujuan wisata di tatar sunda yang berkaitan dengan potensi alam ini, yaitu Bogor, Bandung, Garut, Pangandaran dan Pelabuhan Ratu.  Kedekatan Bogor dengan Jakarta yang merupakan ibukota di Indonesia, menjadikan daerah ini menjadi daerah tujuan wisata untuk daerah ibukota Jakarta dan sekitarnya. Dan dengan adanyanya jalan tol Cipularang yang mempersingkat perjalanan dari Jakarta ke Bandung, kota ini (Bandung)  juga telah menjadi tujuan utama liburan bagi sebagaian orang ibukota dan sekitarnya. Meskipun secara tradisi daerah  Bandung telah menjadi daerah wisata sejak dulu. Dan sekarang Garut juga  telah menjadi tempat wisata alternatif yang menjanjikan. Sedang Pangandaran dan juga Pelabuhan Ratu di Sukabumi juga telah menjadi destinasi wisata pantai sejak dulu.
Seolah belum begitu maksimal, untuk mengoptimalkan daerah tujuan wisata di tatar sunda, harusnya pemerintah daerah Jawa barat dan juga banten memetakan potensi wisata sesuai dengan potensinya. Perlu adanya zona zona wisata yang  nantinya diharapkan  akan menjadi destinasi wisata wisata alternatif. Setidaknya perlu di buat zona zona untuk mengoptimalkan destinasi wisata di tatar sunda. Jika diutara ada zona segitiga Bogor, Cianjur dan Sukabumi, yang secara alam mempunyai potensi yang sama untuk dikembangkan lebih optimal, baik dalam wisata alam atau wisata yang termodernkan. Zona Bandung mempunyai potensi banyak alternatif dan lebih mandiri untuk dikembangkan. Zona ini meliputi zona Bandung Subang, dimana  setidaknya mempunyai 3 obyek wisata utama, yaitu Lembang, Tangkuban Parahu dan Ciater. Untuk di pusat Bandung sendiri sebanernya daerah ini cukup mandiri. Setidaknya ada 3 produk yang bisa dimaksimalkan, yaitu:pusat mode, pusat kuliner dan juga pusat edukatif. Sedang untuk Bandung selatan, potensi alam cukup menjanjikan. Dan ada segitiga Bandung-Garut- Sumedang yang mungkin ke depannya juga sangat menjanjikan..
Disamping zona zona di atas, ada   zona Trans Selatan yang bisa dianggap sebagai surga wisata pantai yang belum dioptimalkan. Zona antara Pantai Pangandaran dan Pantai pelabuhan ratu, yang mungkin bisa dijadikan destinasi wisata baru selain kedua daerah ini.  Pantainya yang indah di selatan seolah kita telah menyianyiakan indahnya surga yang memang disediakan untuk dimamfaatkan secara optimal. Dan dengan akan berdirinya bandara international di Majalengka. Kemungkina besar ada zona baru wisata yang menjanjikan, seperti mungkin segitiga Majalengka, Sumedang dan Garut. Atau Majalengka  Cirebon dan Subang dan lain lain.
Semua hal diatas kita masih bicara destinasi wisata alam, baik pantai, air panas, keindahan alam, air terjun dan sebagainya. Disamping harus mengoptimalkan potensi alam untuk destinasi wisata. kita juga perlu memikirkan kemungkinan adanya wisata miniatur Budaya Sunda, yang belum digarap sama sekali. Padahal hal ini mungkin sangat menjanjikan, baik untuk edukatif maupun sarana wisata secara keseluruhan. Sehingga kemungkinan ada dua sasaran yang bisa dibidik, berupa mengenalkan budaya sunda secara utuh, baik untuk masyarakat sunda sendiri atau masyarakat lainnya dan juga sarana untuk liburan (wisata).
Jika di Jawa Timur ada Jatim Park 1 dan Jatim Park II. Mungkin yang cocok nama untuk obyek wisata seperti ini bisa dinama Pasundan park atau The Sunda Land Park. Karena nama Jabar Park, sepertinya kurang begitu membumi. Seperti Jatim Park di Batu-Malang Jawa timur, yang mempunyai 4 wahana, yaitu wahana edukasi, wahana anak, whana keluarga dan wahana ekstrim, The Sunda Land Park juga bisa mengadopsi seperti itu.  Dan  mungkin  lokasi  yang cocok untuk destinasi wisata ini diantara zona  segitiga Bandung -Sumedang- Garut. Karena zona tersebut bisa diakses dimana mana di daerah jawa barat.
Jika kita pernah ke Bali, mungkin kita akan melihat secara visual tentang masyarakat Bali. Secara visual kita bisa melihat bahwa seungguhnya masyarakat Bali bukan termasuk masyarakat yang modern. Karena secara keseluruhan sangat jarang ada industri di Bali atau bahkan tidak ada, dan mungkin lebih bisa disebut sebagai masyarakat tradisioanal.  Justru karena masyarakat Bali telah mempertahankan tradisionalisme dan juga mengoptimalkan potensi alam menjadi destinasi wisata, sehingga Bali telah berubah menjadi destiinasi wisata nomor 1 di indonesia..  

The Sunda Land Park
Tradisionalisme sunda, yang meliputi sejarah budaya dan hasil kebudayaan sunda, seakan belum  dijadikan sebagai suatu potensi wisata garapan.  Kita kebanyakan masih berbicara parsial  atau sebagian sebagian dari obyek wisata alam dan juga hiburan dan belum menyentuh secara global membicarakan warisan budaya sunda secara keseluruhan dan integral. Sehingga seolah cara berpikirpun masih berjalan sebagian sebagian, belum membentuk sebagai kekuatan atau potensi yang menjanjikan. Karena seolah belum banyak dibicarakan atapun sudah dibicarakanpun baru pada tahap tahap pengenalan. Seolah tidak ada upaya untuk menjadikan formula awal untuk menata peradaban ke depan. Karena mengenal saja belum, jangan harap mau berpikir jauh ke depan. karena angan angan atau cita cita yang tidak ada,. Jangankan  berpikir demikian untuk orang awam, untuk kaum intelekpun jauh daripada keinginan seperti hal terebut.
Jadi mungkin banyak yang belum berpikir untuk membangun suatu miniatur peradaban sunda secara global. Sehingga nantinya akan memberikan pandangan yang menyeluruh tentang budaya sunda, potensi dan upaya upaya untuk mengembangkannya ke depan. Karena itu miniatur peradaban sunda dalam bentuk visulaisasi, yang mungkin lebih cocok dinamakan The sunda Land park merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak. Hal ini untuk menjadikan bahwa wilayah sunda nantinya akan mempunyai peluang besar untuk menjadi destinasi wisata nomor satu di negeri ini.
Seperti halnya Jatim Park yang ada di jawa timur, The Sunda Land park harus mencakup setidaknya 4 wahana wisata dalam satu kesatuan, yaitu: yang pertama merupakan wisata edukasi yang meliputi perkembangan peradaban sunda dari masa ke masa, menyangkut potensi ke depan. Yang kedua berupa wahana anak anak, yang ketiga berupa whana keluarga dan yang keempat berupa wahana ekstrim. Wahana yang kedua sampai keempat merupakan wahana hiburan. Karena hakekat wisata disamping mendapat ilmu, tujuan utamannya sebenarnya untuk hiburan, terutama hiburan keluarga dan juga hiburan yang menyangkut tantangan. Tokoh tokoh Si Kabayan, Si Cepot, Gareng, Dewala atau Semar dengan latar Jurasic atau kendaraaan  bisa menjadi latar luar dari The Sunda Land Park.
Sejak lama penulis memang sudah membayangkan The Sunda land park ini menyangkut 4 wahana tersebut. Dan yang pertama tema tentang pengenalan peradaban sunda menjadi hal yang mungkin menarik. Jika masuk ruangan pertama, mungkin yang akan di sajikan tentang apa itu Sunda Land atau tanah Sunda. Jika kita mempelajari Geografi atau ilmu bumi tempo dulu, sebenarnya indonesia purba merupakan bagian dari apa yang dinamakan Sunda Land yang meliputi Semenajung Malaya, Sumatra, jawa dan Kalimantan. Dan ada juga daerah Sahul, yang terdiri dari benua Australia dan Irian. Sedang kepulawauan sulawesi dan Maluku dan bali merupakan pemisah kedua daerah tersebut. Dan dimungkinkan juga ditampilkan tentang teori teori Sunda land yang dikembangkan oleh para ilmuwan mutakhir.
Setelah itu kemudian memasuki  lokasi yang menceritakan tentang peradaban di tanah sunda, yang meliputi pengungkapan terhadap Sejarah kerajaan Salakanagara, sejarah kerajaan Tarumanagara, sejarah Sunda dan Galuh, sejarah era Pajajaran, dan sejarah sejarah kerajaan negara bagian, seperti Medang kahiyangan (Sumedang larang), Indraprahasta, panjalu, Taslaga dan lain lain. Dan kemudian  sejarah perkembangan kerajaan Islam, dengan berdirinya kerahjaan Cirebon, banten dan penaklukan negeri negeri Pajajaran, hingga runtuhnya. Dan lebih menarik lagi nantinya mungkin ditengahnya perlu ditampilkan duplikat mahkota raja terakhir Pajajaran yang disebut mahkota Binokasih, Batu tempat penisbatan raja raja, duplikat Prsasti prasasti, silsilah raja raja dan lain sebagainya. Dan juga dimungkinkan untuk diceritakan tokoh tokoh penguasa utama seperti Purnawarman, atau Sonjaya dan lain sebagainya. Atau bahkan cerita Sangkuriang yang terkenal. dan khusus untuk Sonjaya mungkin bisa ditampilkan juga prasasti prasasti yang ada di jawa tengah yang menceritakan tentangnya. Cerita Ciung wanara juga mungkin bisa ditampilkan. Dan juga kisah Raden Wijaya yang merupakan keturunan sunda bisa diungkapkan juga disini. Termasuk juga raja Aswawarman dari Kutai, yang juga merupakan turunan dari tanah sunda ini (salakanagara).
Setelah itu dimungkinkan untuk masuk lokasi yang menceritakan tentang penguasa dan perannya setelah era kerajaan hingga sekarang untuk tiap daerah. Setelah itu kemudian memasuki lokasi yang menceritakan dan isi  karya karya intelektual kuno seperti: Naskah Bujangga Manik, Carita Parahiyangan, Naskah Wangsakerta, Amanat Galunggung, dan naskah naskah lainnya. Dan dimungkinkan masyarakat sunda akan terbuka dengan hasil kebudayaannya. Kalau diperlukan dibuat duplikatnya, yang agak mirip. Dan kalau dimungkinkan di ruiangan ini juga ditampilkan karya karya intelektual lainnya,seperti Kujang dan lain sebagainya.
Setelah itu kemudian memasuki lokasi yang menceritakan tentang tokoh tokoh dalam perjuangan, intelektual dan kaum agama,disamping menceritakan tentang peran, dasar pemikiran dan juga karya-karyanya.Hal ini untuk mebangkitkan intelektualitas dari para pengunjungnya. setelah itu kemudian measuki lokasi yang mebicarakan hasil budaya dari masyarakat sunda. Misal:Gamelan,macam macam wayang golek, angklung, calung, kuda renggong dan lain sebagainya, berupa hasil karya seni dan budaya masyarakat sunda.
Setelah itu memasuki ruangan yang mennceritakan tentang daerah daerah di tatar sunda, seperti: bandung, Sumedang, banten, cirebon, bogor, jakarta dan lain sebagainya. yang menyangkut sejarah, geografi, perguruan tinggi yang ada di daerah itu, tempat wisata, peta, silsilah penguasa dan lain sebagainya. sehingga akan membantu bagi para pencari data. dan di luarnya mungkin bisa ditampilkan duplikat semacam Kuda renggong yang merupakan ciri khas sumedang, atau Ondel ondel yang merupakan ciri khas jakarta. dan dimungkinkan juga menampilkan daerah daerah di luar jawa barat, jakarta dan banten yang menggunakan bahasa sunda atau dulunya merupakan bagian dari kerajaan galuh/ sunda seperti daerah berbahasa banyumasan.
Setelah itu dimungkinkan untuk lokasi tentang pengenalan tenang teori teori tetang tekhnologi dasar,  seperti hukum Newton, hukum Bernaulai dan lain sebagainya hingga teori teori tentang tekhnologi tentang pesawat terbang, perkapalan, perkereta apian dan lain sebagainya. Dan juga mungkin bisa diungkapkan sejarah tentang industri pesawat terbang (PT DI), dan duplikat duplikat hasil karyanya, dan hasil rancangannyanya yang tidak sempat dibuat. Perkmabangan tekhnologi militer, industri antaraiksa, nuklir dan industri lainnya, yang memungkinkan bisa membangkitkan idelaisme bagi para pengunjungnya.
Setelah itu kemudian memasuki area terbuka, yang pertama mungkin memasuki duplikat duplikas dari prasasti prasasti, baik yang ada di era tarumanagara, Sunda dan lain sebagainya, candi candi (seperti Candi cangkuang, candi Batujaya dan candi Cibuaya). Untuk candi mungkin miniatur, tetapi untuk prasasti, mungkin harusnya dibuat seperti aslinya. Dan juga mungkin juga miniatur seperti Gunung Padang.  Miniatur  gedung gedung dan istana, seperti istana Cirebon, istana banten, dan dimungkinkan duplikat istana Pajajaran yang dibuat oleh Prabu Susuk Tunggal, dan lain sebagainya. dan juga bisa ditampilkan miniatur gedung gedung era modern, seperti gedung sate, masjid masjid dan gedung gedung  bersejarah lainnya yang ada di tatar sunda.
Setelah itu mungkin arena perjuangan merebut kemerdekaan, dan lain sebagainya.Peristiwa proklamasi, perjanjian Linggarjati, dan perjanjian lainnya.  Juga mungkin bisa diceritakan juga tentang perang di Bekasi, bandung lautan api dan sebagainya
Dan setelah itu memasuki area / wahana untuk keluarga, seperti kolam renang untuk berbagai usia, dan juga area bermain anak anak, atau area bermain yang menyukai tantangan. Dan juga dilengkapi dengan restoran berbagai macam kuliner sunda, dengan desain untuk santai.
dan mungkin untuk menambah suasana yang lebih menarik lagi disertakan juga aquarium berbagai macam ikan, baik ikan air tawar maupun ikan air laut. Dan juga mungkin juga di tambah juga liokasi berbagai burung atau primata, meskipun tidak komplit. Atau hal mengenai binatang dan plora di buat semacam The SundaLand Park II misalnya.

Penutup
Visualisasi budaya itu sangat penting, untuk memudahkan dalam memahami hal hal yang berbau teoritis dalam dunia nyata. Dan hal ini akan lebih mudah dicerna oleh berbagai kalangan, terutama oleh orang awam (orang biasa).
Disamping itu visualisasi budaya akan mendapat respon yang cepat bagi para pengunjungnya, sehingga akan membangkitkan respon kebanggan, yang nantinya akan lebih mencintai budayanya sendiri.
The Sunda Land Park hanyalah khayalan dari penulis, yang dimungkinkan ada orang sunda kaya yang idealis yang dapat merealisasikan hal tersebut diatas. karena mungkin hingga kini belum ada, mudah mudahan ke depannya banyak generasi muda yang idealis.
Kebanyakan dari generasi kita adalah generasi ngarasula, yaitu generasi yang selalu mengeluh. karena itu meskipun kaya pun seolah menampilkan sebagai orang miskin, yang seolah selalu kekurangan, padahal kaya. dan akhirnya jangankan berpikir idealis, untuk kepentingan diri dan keluarganyapun pelitnya minta ampun. Apalagi berbicara atau memajukan budayanya sendiri, mungkin jauh dari angan angannya. Sehingga jangankan menjadi bangsa yang superior, yang memimpin, malah terjebak menjadi bangsa pengekor alias ngabuntut munding. Jadi jangankan menjadi bangsa pribumi di daerahnya sendiri,malah nantinya mungkin gnerasi seperti inia akan menjadi bangsalain di daerahnya sendiri
Mudah mudahan generasi urang sunda ke depan muncul generasi idealis, yang bisa menyisihkan sebagian kekayaannya untuk idelisme bangsanya. Kita kaya dan memang kaya, dan harus kaya. Miskin sekarang bukanlah takdir kita sepanjang kita berusaha untuk merubahnya. Kemauan kita sekarang meskipun belum terlaksana bukan berarti kita brehenti mengusahakannya. Sepanjang kemauan ada, pasti segala sesuatu terlaksana. Jadi kemiskinan dan kesusahan bukan untuk diekpoitasi. Apalagi jika orang lain sudah menganggap kita kaya,
Banyak orang sunda yang kaya, banyak orang sunda yang pinter, banyak arsitek orang sunda lulusan perguruan tinggi yang hebat di indonesia atau lulusan luar negeri dan lain sebagainya. banyak mahasiswa arsitek, sipil, ahli informatika dan  jurusan  lainnya dari dari perguruan tinggi yang hebat. Masa dari sekian tidak ada yang idealis. Masa tidak ada yang menyisihkan  sedikit waktunya untuk berkumpul memikirkan sesuatu yang idealis.
Yah mudah mudahan ke depannya muncul generasi generasi idealis yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri.

(By Adeng Lukmantara, Peminat Studi Peradaban Sunda dan Islam)