Minggu, 03 Juli 2011

CATATAN SUNDASIABAH DI FACEBOOK 2

Insun Medal Insun madangan

by Sunda Siabah on Wednesday, March 30, 2011 at 8:44pm
Ada orang yang bertanya, mengapa siabah nggak pernah muncul dalam memberikan komentar atau membuat status....Dan siabah menjawab pada rekan tersebut sambil guyon,..." Tadinya sih ingin seperti Prabu Tajimalela bertapa dulu ( kalau siabah bertapa dari dunia facebook). Dan setelah bertapa Prabu Tajimalela itu berkata: "Insun Medal Insun madangan", Saya dilahirkan saya menerangi, atau arti yang lugasnya " saya dilahirkan untuk membawa pencerahan". .........kata itu kemudian menjadi nama dari kota "sumedang" (InSUN MEdal insun maDANGan), yang dulu merupakan sebuah kerajaan......, suatu perkataan yang sangat mencerahkan .......(mudah-mudahan)


Dunia yang tidak selebar daun kelor,

by Sunda Siabah on Tuesday, February 8, 2011 at 8:30pm
Bagaimana orang sunda yang idealis memandang saling serangnya umat seperti sekarang ini. Siabah mendambakan sekali orang sunda itu makmur dan sejahtera. Jika sudah makmur dan sejahtera berarti kualitas hidupnya sangat baik, dan hal itu akan mendorong insan-insan sunda berpikir kjauh ke depan, berpikir global untuk memenangkan persaingan peradaban, Jadi mungkin yang harus kita usahakan adalah bagaimana ikut dalam mencerdaskan manusia2 sunda yang kita dambakan.
Dunia itu tidaklah selebar daun kelor. Jadi untuk apa kita bersaing dengan sesama orang susah, bersaing sesama kaum pinggiran. Dimana justru akan tambah susah semuanya. Padahal kaum penggede disana menertawakaan tentang betapa bodohnya kita ini.
Dan mungkin untuk orang sunda kebanyakan, yang paling penting sekarang ini adalah bagaimana kualitas hidup kita lebih baik. Jika kualitas hidup lebih baik, maka wacana yang lebih idealis akan datang dengan sendirinya. Dan kualitas hidup yang lebih baik, justru banyak diakibatkan oleh kecerdasan suatu kaum. Konon kebodohan merupakan bencana awal menuju bencana-bencana berikutnya yang lebih dasyat. Seperti kemiskinan merupakan buah darpada suatu kebodohan. Jadi daripada saling serang antar sesama lebih baik saling bantu dalam membangun sesuatu yang mencerdaskan kaum kita sendiri. Kecerdasan akan berdaya guna jika wacana yang dikembangkan lebih global. Jadi daripada saling serang, mending saling bantu buat perpustakaan-perpustakaan peradaban islam dan peradaban sunda. Dimana tradisi sunda yang "murni" akan menemukan tradisi islam yang global, sehingga sunda ke depan disamping kualitas hidupnya akan semakin makmur juga cara berpikirnya akan lebih intelek dan juga islamis.
Memang, tidak semua orang harus setuju terhadap pendapat siapapun, tapi mungkin akan lebih baik....jika kita tidak melempar banyak batu, tetapi memberi mereka kecerdasan masa depan yang gemilang....jadi mari rame-rame buat perpustakaan peradaban islam dan peradaban sunda di tataran sunda, ...jauhi anarkis yang justru membuat kita selamannya menjadi buih....jadi kapan kita bisa dominannya, kalau tetap demikian.


Membangun 'ciri' ( karakter) baru masyarakat sunda

by Sunda Siabah on Thursday, February 3, 2011 at 7:06pm
    Ciri apa yang harus dikembangkan oleh masyarakat sunda agar eksistensinya mempunyai nilai lebih dalam wacana kenegaraan di indonesia. Kalau kita menyadari sesungguhnya masyarakat sunda akan menjadi kuda hitam yang sangat menentukan ditinjau dari segi kuantitas, sebagai masyarakat terbanyak kedua setelah jawa. tetapi keberadaannya masih dipandang sebelah mata.Bahkan tidak telalu dominan.
     Tidak hanya itu dari segi pendidikan dan kualitas hidup juga tidak terlalu buruk, bahkan mungkin masih tinggi daripada masyarakat di pulau jawa lainnya. Pusat-pusat pendidikan terbaikpun masih ada di tatar sunda. Bahkan masyarakat sunda yang merantaupun berada pada kalangan masyarakat terdidik. Jadi sbenarnya merupakan potensi tersembunyi yang tidak disadari oleh masyarakat sunda sendiri.Bahkan dalam tataran budaya dan sejarah juga kita masih termasuk bangsa yang besar dan stabil
    Masyarakat yang kalem, cool, tidak reaktif,sopan,  mungkin salah satu ciri yang mashi kental yang melekat pada mayarakat sunda. Tetapi hal demikian juga bukan  jaminan menjadi bangsa yang diperhitugkan dalam suatu masyarakat yang beringas seperti yang terjadi di negeri ini.bahkan mungkin  lambat laun  akan terpinggirkan dengan sendirinya.
    Jadimmungkin saatnya sekarang ini kita mendiskusikan karakter-karakter baru, sehingga peran-peran masyarakat sunda mungkin akan lebih dominan dimasa yang akan datang


Membangkitkan 'kahayang'

by Sunda Siabah on Wednesday, February 2, 2011 at 9:18pm
 
  Jika ada bangunan seperti taj mahal ditatar sunda, mungkin kita akan bisa membanggakan warisan budaya yang tinggi. meskipun kita tidak punya, mengapa kita tidak mengangankan kedepan bahwa kita bisa memilikinya. Yang terpenting kita punya kemauan atau cita-cita, kalau kata orang sunda mah 'kudu loba kahayang' , sebab kahayang adalah langkah awal manusia untuk maju. Dan jika kahayang sudah menemukan jalannya, maka kehidupan akan mudah dijalani.
       Memang kita dari dulu telah mematikan kahayang ini. Perjalanan hidup sebagai bangsa terjajah yang terlalu lama telah melumpuhkan banyak kahayang orang sundai. Lihat saja hingga kini bangunan2 yang yang dianggap bersejarahpun merupakan warisan penjajah, seperti gedung sate tempat gubernur mengendalikan pemerintahannya. Atau hingga kinipun belum ada lapangan terbang berskala international, atau lapangan bola juga tidak begitu besar. Itu merupakan contoh 'euweuhkahayangna panguasa sunda', hal ini ditambah juga masyaraktanya tidak terlalu banyak kahayang. Jadilah kita menjadi bangsa yang tidak bisa membanggakan daerahnya sendiri,padahal potensi kita besar dan memang sangat besar. Jadi mengapa kita tidak membuat bangsa ini lebh besar dengan kebanggaan-kebanggaan hasil karyanya anak bangsa.
    Jadi mungkin kita harus memulai menata kahayang. Bangkitkeun kahayang. Mudah-mudahan jika kahayang sudah bangkit, maka kebangkitan dan kemakmuran urang sunda akan di depan mata.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar