Jumat, 10 Januari 2014

JANGAN AJARKAN CERITA KERAJAAN SINGOSARI DI PELAJARAN SEKOLAH NASIONAL

    “Jangan ajarkan cerita kerajaan singosari dalam pelajaran nasional, biarkan cerita itu diajarjan di daerahnya saja,” Demikian siabah berkomentar tentang pelajaran sejarah yang banyak membahas tentang kerajaan tersebut. Siabah menambahkan:” mending tiap daerah mencoba menggali sejarahnya sendiri yang sangat kaya, yang banyak dilupakan oleh kaum intelektual daerahnya, sehingga jiwa mengekor menjadi bagian dari karakter hidupnya, karena tidak bangga terhadap sejarahnya sendiri.
     Dalam sejarah singosari sangat erat kaitannya dengan intrik kudeta, merebut istri orang, dan saling bunuh membunuh antara keturunan yang berbeda. Dalam cerita,  Ken Arok mengkudeta Tunggul Ametung, dan merebut istrinya,  Ken Dedes. Setelah Ken Arok meninggal, kekuasaannya jatuh ke putranya, tetapi kemudian dibunuh oleh putra dari turunan Tunggul Ametung. Dibunuh lagi oleh turunan Ken Arok dan dibunuh lagi oleh turunan Tunggul Ametung.
     Jika cerita Singosari itu diceritakan di daerahnya (jawa timur) maka hal itu tidak menjadi masalah karena itu merupakan bagian dari sejarahnya. Tapi apa hubungannya cerita tersebut jika diceritakan dalam buku sejarah secara nasional. Tidak ada korelasi yang jelas, dengan tujuan bangsa yang hendak dicapai. Karena jika diajarkan terus maka politik bumi hangus, politik balas dendam akan menjadi bagian sejarah indonesia ke depan, karena ada pembenaran sejarah.
     Para sejarawan daerah harusnya mulai kritis. Misalnya sejarawan aceh, mulailah membuat sejarah yang komprehensif tentang aceh, yang kaya akan hasil intelekttualnya dan juga pengaruhnya yang luas. Dalam sejarah aceh sangat berpengaruh terhadap masuknya islam di negeri nusantara termasuk indonesia sekarang ini, Bahkan jawa berada di bawah pengaruhnya. Para wali kebanyakan ada kaitannya dengan aceh ini. Contoh lain adalah kerajaan banjar, yang dulu menguasai kalimantan selatan, ka;imantan tengah dan sebagaian kalimantan timur dan barat.  Mereka mempunyai raja-raja yang heroik. Demikian juga kerajaan kutai, kerajaan pertama di indonesia. Juga kerajaan Sunda/ Pajajaran yang sumber sejarahnya juga sangat kuat.
       Cerita Singosari diceritakan karena ada kaitannya degan Majapahit yang dianggap sebagai awal dari cerita indonesia, untuk memberi kesan bahwa indonesia sekarang ini telah disatukan oleh majapahit. Hal ini juga sangat keliru. Indonesia adalah wilayah ex. Jajahan belanda yang dulu disebut dengan hindia belanda. Jadi tidak ada keterkaitan antara Majapahit dan Indonesia. Sejarah Majapahit sengaja direkayasa untuk membuat suatu pembenaran bahwa indonesia sudah dibangaun sejak dulu. Padahal negara indonesia sekarang ini adalah seluruhnya bekas jajahan belanda (hindia belanda)
      Pembenaran bukan berarti kebenaran. Pembenaran dilakukan biasanya dalam hubungannya dengan kekuasaan dan pengaruh. Bagaimana suatu bangsa itu supaya kokoh maka biasanya dibuat mitos-mitos yang jauh dari sejarah yang sebenarnya. Sejarah majapahit dan singosari memang ada, tetapi tidak sesignifikan kekuasaan Hindia Belanda,
     Kembali lagi ke dalam cerita singosari, jika diajarkan secara nasional, maka secara psikologi kita mengajarkan pada politik pembenaran dan politik bumi hangus atau politik balas dendam yang sangat kental dalam sejarah ke-indonesiaan,
     Harusnya ke depan kaum sejarawan lebih arif dalam membuat pelajaran sejarah. Jangan membuat kita dibuai oleh ajaran yang justru sebenarnya sangat kontradiktif dengan cita-cita bangsa Indnesia modern. Harusnya kita berpatokan pada “ikut mencerdaskan bangsa”, dengan suatu kajian sejarah yang sebenarnya dan sangat kaya, jangan terjerumus pada budaya mencari pembenaran.
    Banyak cerita sejarah yang mungkin bisa ditampilkan. Dan bukan hanya itu, yang tidak kalah pentingnya adalah menceritakan juga tentang hasil karya yang diaabangun oleh pelaku sejarah tersebut. Jika hubungannya dengan intelektual, hingga kini di indonesia tidak pernah mengalahkan karya-karya dari kerajaan aceh. Dan secara arsitektural mungkin perlu dikaji lagi daerah mana yang dominan. Tetapi dari peneuan-penemuan candi, kerjaan-kerajaan di jawa tengahlah yang sangat dominan dlam segi arsitektural. Dibidang kemiliteran banyak yang harus diungkapkan: kerajaan majapahit, kerajaan mataram, kerajaan sunda, kerajaan sriwijaya, kerajaan banten dan lainnya.

    Jadi kesimpulannya, kita harus arif dalam memandang sejarah, daripada menceritakan perebutan wanita, saling bunuh membunuh antara keturunan, maka seyogyannya kaum sejarawan mulai berpikir yang lebh cerdas dalam membuat cerita dalam pelajaran sejarah Indonesia yang beragam. Harus lebih mengarah kepada hasil karya, baik hasil karya tulisan, maupun karya-karya arsitektural, dan tetap mengkaji yang sebenarnya pengaruh kekuasaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar