“Jangan ajarkan cerita kerajaan singosari dalam pelajaran nasional,
biarkan cerita itu diajarjan di daerahnya saja,” Demikian siabah berkomentar
tentang pelajaran sejarah yang banyak membahas tentang kerajaan tersebut.
Siabah menambahkan:” mending tiap daerah mencoba menggali sejarahnya sendiri
yang sangat kaya, yang banyak dilupakan oleh kaum intelektual daerahnya,
sehingga jiwa mengekor menjadi bagian
dari karakter hidupnya, karena tidak bangga terhadap sejarahnya sendiri.
Dalam sejarah singosari sangat erat kaitannya dengan intrik kudeta,
merebut istri orang, dan saling bunuh membunuh antara keturunan yang berbeda.
Dalam cerita, Ken Arok mengkudeta
Tunggul Ametung, dan merebut istrinya, Ken
Dedes. Setelah Ken Arok meninggal, kekuasaannya jatuh ke putranya, tetapi
kemudian dibunuh oleh putra dari turunan Tunggul Ametung. Dibunuh lagi oleh
turunan Ken Arok dan dibunuh lagi oleh turunan Tunggul Ametung.
Jika cerita Singosari itu diceritakan di daerahnya (jawa timur) maka hal
itu tidak menjadi masalah karena itu merupakan bagian dari sejarahnya. Tapi apa
hubungannya cerita tersebut jika diceritakan dalam buku sejarah secara
nasional. Tidak ada korelasi yang jelas, dengan tujuan bangsa yang hendak
dicapai. Karena jika diajarkan terus maka politik bumi hangus, politik balas
dendam akan menjadi bagian sejarah indonesia ke depan, karena ada pembenaran
sejarah.
Para sejarawan daerah harusnya mulai kritis. Misalnya sejarawan aceh,
mulailah membuat sejarah yang komprehensif tentang aceh, yang kaya akan hasil
intelekttualnya dan juga pengaruhnya yang luas. Dalam sejarah aceh sangat
berpengaruh terhadap masuknya islam di negeri nusantara termasuk indonesia sekarang
ini, Bahkan jawa berada di bawah pengaruhnya. Para wali kebanyakan ada
kaitannya dengan aceh ini. Contoh lain adalah kerajaan banjar, yang dulu
menguasai kalimantan selatan, ka;imantan tengah dan sebagaian kalimantan timur
dan barat. Mereka mempunyai raja-raja
yang heroik. Demikian juga kerajaan kutai, kerajaan pertama di indonesia. Juga
kerajaan Sunda/ Pajajaran yang sumber sejarahnya juga sangat kuat.
Cerita Singosari diceritakan karena ada kaitannya degan Majapahit yang
dianggap sebagai awal dari cerita indonesia, untuk memberi kesan bahwa
indonesia sekarang ini telah disatukan oleh majapahit. Hal ini juga sangat
keliru. Indonesia adalah wilayah ex. Jajahan belanda yang dulu disebut dengan
hindia belanda. Jadi tidak ada keterkaitan antara Majapahit dan Indonesia. Sejarah
Majapahit sengaja direkayasa untuk membuat suatu pembenaran bahwa indonesia
sudah dibangaun sejak dulu. Padahal negara indonesia sekarang ini adalah
seluruhnya bekas jajahan belanda (hindia belanda)
Pembenaran bukan berarti kebenaran. Pembenaran dilakukan biasanya dalam
hubungannya dengan kekuasaan dan pengaruh. Bagaimana suatu bangsa itu supaya
kokoh maka biasanya dibuat mitos-mitos yang jauh dari sejarah yang sebenarnya.
Sejarah majapahit dan singosari memang ada, tetapi tidak sesignifikan kekuasaan
Hindia Belanda,
Kembali lagi ke dalam cerita singosari, jika diajarkan secara nasional,
maka secara psikologi kita mengajarkan pada politik pembenaran dan politik bumi
hangus atau politik balas dendam yang sangat kental dalam sejarah
ke-indonesiaan,
Harusnya ke depan kaum sejarawan lebih arif dalam membuat pelajaran
sejarah. Jangan membuat kita dibuai oleh ajaran yang justru sebenarnya sangat
kontradiktif dengan cita-cita bangsa Indnesia modern. Harusnya kita berpatokan
pada “ikut mencerdaskan bangsa”, dengan suatu kajian sejarah yang sebenarnya
dan sangat kaya, jangan terjerumus pada budaya mencari pembenaran.
Banyak cerita sejarah yang mungkin bisa
ditampilkan. Dan bukan hanya itu, yang tidak kalah pentingnya adalah
menceritakan juga tentang hasil karya yang diaabangun oleh pelaku sejarah
tersebut. Jika hubungannya dengan intelektual, hingga kini di indonesia tidak
pernah mengalahkan karya-karya dari kerajaan aceh. Dan secara arsitektural
mungkin perlu dikaji lagi daerah mana yang dominan. Tetapi dari
peneuan-penemuan candi, kerjaan-kerajaan di jawa tengahlah yang sangat dominan
dlam segi arsitektural. Dibidang kemiliteran banyak yang harus diungkapkan:
kerajaan majapahit, kerajaan mataram, kerajaan sunda, kerajaan sriwijaya,
kerajaan banten dan lainnya.
Jadi kesimpulannya, kita harus arif
dalam memandang sejarah, daripada menceritakan perebutan wanita, saling bunuh
membunuh antara keturunan, maka seyogyannya kaum sejarawan mulai berpikir yang
lebh cerdas dalam membuat cerita dalam pelajaran sejarah Indonesia yang
beragam. Harus lebih mengarah kepada hasil karya, baik hasil karya tulisan,
maupun karya-karya arsitektural, dan tetap mengkaji yang sebenarnya pengaruh
kekuasaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar