Senin, 22 Agustus 2016

SI KABAYAN : TOKOH IMAJINATIF YANG INSPIRATIF

Oleh 
Adeng Lukmantara
Peminat Studi Peradaban Sunda dan Islam
Asal Hariang Sumedang Jawa barat


Pengantar

Salah satu fungsi dari belahan otak kanan adalah imajinasi atau menghayal. Mengenai kata mengkhayal atau imajinasi, jika dikaitkan dengan tokoh, mungkin orang sunda akan  teringat pada cerita atau dongeng tentang Si Kabayan.
Cerita Si kabayan seolah sudah menjadi cerita turun temurun masyarakat sunda sejak dulu. Si Kabayan ini adalah tokoh imajinasi yang sangat terkenal di tataran sunda. Si Kabayan adalah si penghayal besar. Kadang orang memandang waktu itu sangat negatif "pangedulan" alias males.
Yang diketahui dari kita tentang Si Kabayan ini adalah tokoh yang suka berkelakar, humoris, kadang dianggap malas tetapi selalu memberikan solusi yang sangat cerdas.
Saya tidak tahu masuk mana tokoh Sikabayan ini. Apakah dia masuk kategori kecenderungan pengguna otak kiri atau otak kanan. Tapi yang jelas si Kabayan ini adalah tokoh imajinatif ditanah sunda yang sangat inspiratif, karena dia selalu dihubungkan dengan solusi masyarakat di zamannya. 
Karena sangat inspiratif, maka tokoh si Kabayan ini telah ditulis dalam beratus ratus judul, telah disinetronkan dalam berbagai versi dan telah difilmkan dalam dalam beberapa judul. 
Jadi tokoh Sikabayan ini merupakan tokoh imajinatif yang sangat inspiratif, meskipun diizamannya dia sering disebut pangedulan, atau tidak kreatif.

Adeng Lukmantara
Peminat Studi Peradaban Sunda dan Islam
Asal Hariang Sumedang


SI KABAYAN : TOKOH IMAJINATIF YANG INSPIRATIF

BAB I SI KABAYAN DALAM SUATU CERITA

1.. Pemeran Utama Cerita Si Kabayan
Dalam suatu cerita, tokoh utama dalam kisah Si Kabayan hanya 4 orang, yaitu Si Kabayan itu sendiri, Si Iteung istrinya, Si Abah yang merupakan mertua laki-laki Si kabayan (bapak Si Iteung), dan Ambu yang merupakan mertua perempuan Si Kabayan. Sedang tokoh tokoh lainnya merupakan pelengkap, tergantung pada tema ceritanya.
Si kabayan selalu diidentikan orang yang polos, agak malas, tetapi agak cerdas, banyak ide disamping humoris. Keberhasilan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang rumit, kadang di luar nalar dizamannya. Keberhasilan bisa berupa kemujuran, atau memang karena logika yang masuk akal.
 Si Iteung digambarkan sebagai wanita yang cantik, berwajah agak hitam tetapi manis (hitam manis / Si hideung santeun) yang menjadi kembang desa dan primadona para jejaka di desa, tetapi si kabayan dapat memenangkan persaingan, dan dapat merebut hati Si Iteung.
Si Abah merupakan orang tua Si Iteung, yang sebenarnya tidak mau mempunyai menantu seperti Si Kabayan. Tetapi kemudian harus terpaksa merelakan anaknya di kawin oleh si Kabayan, karena kegigihan Si kabayan dalam memperjuangkan untuk meluluhkan hati anaknya Si Iteung.
Ambu merupakan ibu dari Si Iteung, dan dikenal tokoh bijaksana, yang sering mendamaikan kesalahpahaman pemikiran Si Kabayan dengan suaminya (Si Abah) yang kadang terkenal agak kurang menyukai sifat sifat Si Kabayan.
Sedang Tokoh lain hanyalah tokoh pelengkap tergantung pada tema cerita Si Kabayan. Tetapi kebanyakan cerita berasal dari konflik antara Si Kabayan dan mertuanya, Si Abah. Maka dalam cerita cerita atau film film tentang Si Kabayan, kadang kadang muncul dari Si Abah diantaranya kata: Si Borokokok atau Si Ontohod, untuk istilah yang diberikan kepada Si Kabayan.
2.. Sifat Dasar Si Kabayan
Si kabayan di daerah nusantara merupakan tokoh jenaka yang tiada duanya. Ceritanya berkembang mengikuti perkembangan zaman. Tetapi ada keunikan dari tokoh ini yang tetap melekat, yaitu kepolosan yang seolah tidak ada obsesi dan tendensi; selalu memperlihatkan sikap orang kampung (agak kampungan); tidak pernah merasa tersinggung jika dikritik atau dihina dan selalu menanggapinya dengan santai; seperti orang malas tetapi selalu berpikir (merenung); daya imajinatifnya selalu melampaui zamannya, cerdas dan banyak akal. Jika menghadapi permasalahan yang rumit sekalipun tetap dalam wajah dan kondisi yang tidak pernah panik, dan solusi atau pemecahan permasalahan kadang sulit di duga tetapi masuk akal, dan dengan solusi permasalahan yang cemerlang.
Si Kabayan adalah seorang perenung yang luar biasa. Perenung merupakan istilah untuk kata orang yang sering merenung memikirkan sesuatu ynag kadang di luar pemikiran  zamanya. Karena itu ia kadang imajinatifnya melebihi zamanya dan di luar pikiran masyarakat sekitarnya. Karena itu mertuanya kadang menganggap si kabayan seperti orang yang malas (pangeudulan) dan seorang penghayal besar.
Karena pemikiran yang luar biasa, banyak akal  dan gigih dalam memperjuangkan kemauannya, meskipun seperti orang kampungan dan pemalas. Tetapi justru sikap yang demikian yang dapat meluluhkan hati Si Iteung, bunga desa si mojang  hideung santeun (Si Iteung yang hitam manis).
2.. Perbandingan dengan Tokoh Lain
Kadang orang mensejajarkan tokoh Si kabayan ini dengan Abu Nawas atau Nasrudiin dalam sastra Arab pada abad pertengahan. Seperti halnya Abu Nawas atau Nasruddin adalah tokoh jenaka yang sangat cerdas, seseorang yang membuat ketidakmungkinan menjadi mungkin dengan keberhasilan yang luar biasa dan dilakukan dengan hal hal yang jenaka.
Meskipun terlalu jauh mensejajarkan Si Kabayan dengan tokoh seperti Abu Nawas dan juga Nasruddin, tetapi Tokoh Si kabayan ini hanya ada satu satunya di Nusantara yang begitu membumi. Dan hanya ada dalam kebudayaan masyarakat Sunda.
Wikipedia menulis bahwa si kabayan merupakan tokoh imajinatf dari budaya Sunda. Polahnya dianggap lucu, polos, tetapi sekaligus cerdas. Atep Kurnia dalam tulisannya mengutip pendapat Rassers (1941) yang menilai tokoh si kabayan ini adalah tokoh ambivalen. Selain sebagai penghubung dan pewarta dari sang pencipta, ia juga mewakili totalitas dan kekuatan masyarakat yang bersifat membangun, tetapi juga menghambat. Oleh karena itu Rassers menganggap Si kabayan adalah pahlawan budaya sekaligus tukang tipu.
Entah dari mana tokoh sikabayan ini berasal. Kadang orang memandang bahwa Si Kabayan hanyalah tokoh fiktif. Tetapi ada yang mengatakan bahwa tokoh si kabayan ini adalah tokoh nyata yang pernah ada di Banten.

BAB II CERITA SI KABAYAN DARI MASA KE MASA
Dalam peradaban di Indonesia, yang mempunyai sejarah lisan terbanyak yang diceritakan secara turun temurun dan menjadi cerita tokoh pandir terkemuka adalah tokoh yang bernama Sikabayan. Jika di peradaban timur tengah tempo dulu mengenal cerita tokoh pandir terkemuka, yaitu Abu Nawas, dalam peradaban sunda ada Si Kabayan.
Tokoh si kabayan ini merupakan cerita dongeng yang banyak diceritakan dalam hubungannya dengan ide ide yang brilyan dalam masyarakat biasa di zamannya. Meskipun terlihat pandir dan juga konyol, tetapi dari berbagai cerita mengenai sikabayan mengindikasikan bahwa dia adalah seorang pemikir dan tokoh yang selalu dikaitkan dalam menyelesaikan masalah yang cukup rumit di masyarakatnya. Meskipun terkesan malas, tetapi dari berbagai cerita alasannnya cukup memberikan info dalam memberikan penyelesaian masalah masalah di zamannya, dengan perumpamaan yang sangat mengagumkan.
Suatu cerita lisan menunjukan bahwa mungkin tokoh ini ada di zaman dahulu. Meskipun kita tidak pernah tahu sejak zaman kapan tokoh ini berada. Tetapi dari kisah kisah menunjukan bahwa dia memang ada, dan sangat berbekas dalam hati masyarakat, sehingga selalu mengenangnya dan menceritakannya dari masa ke masa. Karena tidak mungkin masyarakat menceritakan tanpa ada sebab dan musababnya.  Dan hal ini hanya ada di daerah sunda, di daerah lain tidak ditemukan tokoh semacam ini, termasuk dalam peradaban jawa.
Tokoh Si Kabayan, kadang di ceritaan sebagai tokoh konyol, pandir dan malas, tetapi dengan ide ide dan kemauan yang besar dan brilyan. Karena segala permasalahan yang rumitpun oleh si kabayan ini bisa diselesaikan, meskipun terkadang agak konyol. Dia dianggap malas dimungkinkan karena ia berada di lingkungan pedesaan yang segala sesuatu harus bekerja dengan tenaga dan gerak, tidak ada sedikitpun ruang untuk merenung dan berpikir. Dari sinilah seolah dia juga seorang penghayal yang tiada bandingnya.
sangat beda tipis dengan berpikir, merenung adalah salah satu cara untuk berpikir. Si kabayan juga terkenal dengan tokoh berkemauan besar. Buktinya ia telah memenangkan hati Nyi Iteung, mojang desa yang menjadi bunga desa sehingga menjadi istrinya.  Dia memang penghayal besar, yang selalu dikaitkan dengan penyelesaian masalah yang rumit dengan mudah dapat diselesaikan meskipun agak konyol.
Yang dingat dari kisah si kabayan yang selalu diceritakan oleh ayah dan ibu saya, adalah tentang sayembara menaklukan gajah yang sedang ngamuk. Banyak orang sakti yang tidak bisa menundukan gajah yang sedang ngamuk dan marah tersebut. Hal itu kedengaran oleh Sikabayan. Dan ketika sedang merenung memikirkan cara menaklukan gajah yang sedang ngamuk tersebut, tiba tiba ada seekor nyamuk yang bunyi pas di depan mukanya. Maka oleh sikabayan nyamuk itu ditepuk oleh dua tangannya, sehingga mati.
Dari kejadian ini si kabayan mencoba menarik logika dan kesimpulan. “Nyamuk saja yang kecil sekali tepuk sudah mati, apalagi gajah yang besar”. Meskipun logikanya agak konyol, tetapi begitulah si kabayan, kadang dengan ide kecil dan sepele inilah seseorang biasanya menjadi berani. Dengan logika tersebut Si Kabayan dengan gagahnya memberanikan diri untuk ikut sayembara menangkap gajah yang sedang marah dan ngamuk tersebut.
Keberpihakan memang selalu ada pada si kabayan. Karena hadiahnya akan dikawinkan dengan seorang putri raja. Mendengar suaminya akan mengikuti sayembara, maka sang istri cemburu, sehingga ketika ia mau pergi ikut sayembara, di nasinya ia campurkan sedikut racun yang bisa melumpuhkan. Tadinya nasi ini untuk bekal si kabayan.
Maka berangkatlah si kabayan ke lokasi gajah yang sedang mengamuk. Alangkah kagetnya si kabayan, melihat gajah yang begitu besar dan sedang marah. Sehingga banyak pohon yang tumbang karena amukan sang gajah. Melihat demikian hati si kabayanpun mulai ciut, dan ia mencoba naik pada pohon besar. Tetapi terus dikejar oleh sang gajah, dan sang gajah tersebut menunggu di bawah sambil mendorong dorong pohon yang dinaiki si kabayan tersebut, sehingga nasi yang dibawanyapun jatuh, dan dimakan oleh sang gajah. Karena beracun maka sang gajahpun pingsan.
Karena jasanya dalam menaklukan gajah ini si kabayan mendapat banyak hadiah, meskipun ia tidak mengawini salah seorang putri raja. Karena tujuannya hanya ikut menaklukan sang gajah.

BAB III SI KABAYAN DAN KONSEP AL BAYAN
Istilah Si Kabayan ada yang mengaitkan dengan kosa kata awalnya, yang menurut salah satu pendapat berasal dari kata Al bayan. Meskipun kadang pendapat ini ada yang menyatakan disebut dengan istilah kirata atau dikira kira tapi nyata. Tetapi justru mungkin pendapat inilah yang masuk akal. Dan menurut pendapat ini Si Kabayan adalah tokoh nyata yang berasal dari Banten selatan. Sebagai tokoh Islam yang berada di lingkungan istana kerajaan yang waktu itu didominasi masih bercorak Hindu. Atau juga kemungkinan di era Islam di era Mataram yang cenderung feodalistik. Si Kabayan seolah ingin mempertahankan sifat kesundaan, yaitu egaliter.
Al Bayan berasal dari kosa kata arab yang berarti bukti kebenaran. Dan turunan dari kata al bayan ini ada istilah tabayun. Karena itu si kabayan bertabayun untuk mencetuskan tentang egaliterianisme masyarakat, dan menggugat feodalisme yang diusung sufisme jawa, karena bertentangan dengan budaya sunda yang egaliter.
Tentang mengapa baahwa dari seorang penda’wah  atau pencerah malah dikenal menjadi seorang yang dikenal sebagai seorang yang pandir atau yang lucu. Hal ini dipersamakan dengan nasib Abu Nawas. Seperti diketahui bahwa Abu Nawas sebenarnya adalah ilmuwan mumpuni. Sebagai ahli bahasa dan juga sastra, dan diakhir hayatnya menjadi tokoh sufi.
Setiap zaman memang kadang beda dalam mengungkapkan pendapatnya atau keinginan atau imajinatifnya tentang masa depan. Hal itu juga mungkin sangat sulit untuk mengungkapkan hasil renungan terhadap masyarakat sekitar, apalagi di lingkungan petani atau masyarakat kampung biasa. Seolah angan adalah sesuatu yang tidak seharusnya dimiliki oleh mereka semua. Penilaian masyarakat sekitar hanya pada hal yang realistis, yaitu kekayaan atau bekerja dan bekerja. Tidak ada ruang untuk memikirkan yang lainnya.
Disamping itu di lingkungan kerajaan atau birokrasi, kadang orang sombong terhadap jabatannya. Karena itu sangat sulit untuk mengingatkannya, apalagi oleh rakyat biasa. Karena itu ketika akan mengkritik atau mengingatkan amasyarakat sekitar atau mengungkapkan hasil renungan atau pendapat diperlukan bukti kebenaran yang tidak menyinggung yang dikritiknya. Maka disinilah sebenarnya si Kabayan itu berkiprah. Ia harus bertabayun memberikan bukti kebenaran dengan cerdik di lingkungan masyarakat yang stagnan atau feodal.
Masyarakat sunda yang egaliter seolah perlu mengkritik segala kejumudan dalam segala hal dan feodalisme yang mula kental di masyarakat sunda, karena pengaruh dari luar (Mataram atau Belanda). Karena itu tokoh si kabayan ini berusaha untuk mengkritik dengan cerdik baik kasar dan halus terhadap gejala gejala yang bertentangan dengan dengan sifat dasar yang egaliter.
Tetapi orang di zamannya tidak mau tahu dan sombong atas segala sindiran halus dan kasar yang ditempuh si kabayan. Dan justru malah terjadi penilian yang salah terhadap si kabayan yang dianggap sebagai penghayal besar dan cenderung males. Dan streotif ini terjadi hingga kini. Meskipun demikian, yang dikagumi hingga kini adalah kecerdasannya dalam menyelesaikan suatu masalah dengan brilyan tanpa orang merasa tersinggung dengan pencapaiannya.

Jadi si kabayan telah memberikan suatu bukti kebenaran atau tabayun. Jadi si kabayan ini seolah dicela tetapi justru dikenang sepanjang masa. Dan ide ide kreatifnya menginspirisakan banyak ide ide cerita. Sehingga telah berpuluh puluh judul cerita tentang si kabayan ini di tulis. Dan juga sering di sinetronkan dan juga di filmkan. Jadi sesuai judul si kabayan adalah tokoh imajinatif masyarakat sunda yang hidup dan sangat inspiratif. 


.............. (Lanjut)


By Adeng Lukmantara
Sumber:
Koran: Pikiran Rakyat
Internet: Wikpedia, Atep Kurnia (Cerita Rakyat: Si Kabayan, dari buku ke buku)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar